Palangka Raya (ANTARA) – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (LP2M UMPR) menggelar kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Internal terhadap Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) Kemendikbudristek Tahun Anggaran 2025.
“Pada kegiatan yang berlangsung di Ruang Rapat FKIP, Kampus 3 UMPR ini, kami menghadirkan dua reviewer, yakni Prof Dr Irawan SE MSi dan Assoc Prof Dr Apt Rezqi,” kata Ketua LP2M UMPR, Dr apt Mohammad Rizki Fadhil Pratama SFarm MSi di Palangka Raya, Rabu.
Dia menerangkan, keduanya memberikan arahan, masukan, sekaligus evaluasi untuk memastikan pelaksanaan PKM di lingkungan UMPR berjalan sesuai dengan standar dan tujuan yang diharapkan.
Ketua LP2M UMPR menegaskan bahwa pada tahun ini UMPR berhasil memperoleh pendanaan PKM terbesar dari DPPM di antara sejumlah Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) se-Kalimantan. Capaian tersebut dinilai sebagai prestasi membanggakan sekaligus tanggung jawab besar bagi para dosen pelaksana.
“Sejauh ini capaian ini menjadi sejarah tersendiri bagi UMPR. Namun yang terpenting bukan hanya jumlah pendanaan, melainkan bagaimana pelaksanaan dan luaran PKM dapat memberi manfaat nyata bagi masyarakat sekaligus mendukung peningkatan kualitas akreditasi dan kapasitas teknologi di kampus,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya sinergi antara dosen, mahasiswa, mitra, dan masyarakat agar program PKM benar-benar berdaya guna. Beberapa luaran yang diharapkan antara lain berupa artikel ilmiah, produk karya inovatif, hingga transformasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Acara Monev Internal ini diikuti oleh puluhan dosen pelaksana PKM dari berbagai fakultas di lingkungan UMPR. Antusiasme terlihat dari interaksi aktif antara peserta dengan reviewer, terutama dalam mendiskusikan strategi luaran, validasi produk, hingga potensi keberlanjutan program.
Tak hanya dosen, mahasiswa juga turut dilibatkan dalam kegiatan PKM. Reviewer menilai hal ini positif karena mahasiswa dapat belajar langsung mengimplementasikan ilmu di lapangan sekaligus menumbuhkan kepedulian sosial.
“Kami sangat bersyukur banyak mahasiswa yang terlibat. Artinya, PKM bukan hanya memberi manfaat bagi masyarakat, tetapi juga membentuk karakter mahasiswa agar lebih peduli dan bertanggung jawab pada persoalan sosial,” ungkap Ketua LP2M.
Melalui kegiatan Monev Internal ini, LP2M UMPR berharap seluruh pelaksana PKM dapat semakin meningkatkan kualitas pelaksanaan program, menghasilkan luaran yang jelas, dan memastikan kebermanfaatan yang nyata di masyarakat.
*Dengan begitu, UMPR tidak hanya hadir sebagai institusi akademik, tetapi juga sebagai bagian dari solusi pembangunan masyarakat melalui ilmu pengetahuan, teknologi, dan pengabdian,” katanya.
Sementara itu, Reviewer 1, Prof Dr Irawan MSi menekankan bahwa monitoring dan evaluasi ini bukanlah ajang untuk menguji, melainkan ruang pembinaan dan penguatan kualitas PKM dosen UMPR.
“Di sini kami tidak menguji, karena monev ini sifatnya mendampingi dan memperkuat. Saya yakin dosen UMPR itu kreatif, mampu melakukan transformasi ilmu yang bermanfaat. Namun, PKM ini harus jelas output-nya. Harus ada luaran yang nyata dan bisa ditunjukkan sebagai hasil keberhasilan kegiatan,” tegasnya.
Senada dengan itu, Reviewer 2, Apt Rezqi Handayani, SFarm MPH, menekankan pentingnya menempatkan mitra sebagai fokus utama dalam setiap kegiatan PKM.
“PKM itu bukan soal publikasi atau laporan saja. Yang utama adalah apakah yang disampaikan teman-teman dosen itu bermanfaat bagi mitra atau tidak. Kalau berupa produk, apakah produknya digunakan. Kalau berupa jasa, apakah jasanya benar-benar dirasakan masyarakat. Jadi keberhasilan PKM bukan dari jumlah publikasi, tetapi dari kebermanfaatannya,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa keberhasilan PKM harus diukur melalui keterlibatan aktif mitra sejak awal hingga akhir pelaksanaan.
“Kalau PKM, kita harus tanya dulu ke mitra, kegiatan tersebut bermanfaat atau tidak. Kalau mitra tidak merasa itu bermanfaat, maka bisa jadi PKM gagal,” katanya.
Oleh karena itu, lanjut dia, mitra sebaiknya dilibatkan dalam presentasi hasil, sehingga reviewer juga dapat melihat langsung dampaknya.
“Harapan kami, kegiatan PKM ini tidak hanya menambah kebermanfaatan, tetapi juga menunjang akreditasi, karena di dalam akreditasi ada aspek teknologi yang harus dimanfaatkan oleh masyarakat,” tambahnya.
Sumber Utama : kalteng.antaranews.com (COPYRIGHT © ANTARA 2025)

